tanpa judul hehe

Assalamu'alaikum..

Lama baaanget ga nulis lagi ya. udah berdebu semua ini blog.

Aku mau sedikit share ke kalian.. Tapi sebelum aku mulai cerita, tolong jernihkan pikiran, rendahkan hati, dan sucikan jiwa supaya tidak ada kebencian akibat salah paham semata.

Oke, aku mulai. Beberapa hari yang lalu aku secara tidak sengaja mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif “dadakan” dengan seorang teman dari kaum adam. Dia salah satu dari golongan orang yang amat jujur dan terbuka, suka menasihati untuk kebaikan orang lain. Dan disclaimernya, aku orang yang tidak mudah dinasihati, sebut saja keras kepala, kalau nasihatnya tidak bisa diterima akal, pikiran, dan keyakinanku.

Pembahasannya mungkin agak sedikit sensitif, jadi mohon izin untuk menggunakan inisial saja untuk menyebutkan namanya, namaya T.

Aku mengawali perbincangan dengan pertanyaan yang mungkin agak “mengganggu” pendengarannya.

“Deskripsiin dong, cewek cantik itu yang gimana sih?”

Trus dengan santainya dia menjawab, “cantik itu ga ada ukuran secara umumnya, tiap orang punya selera masing-masing, kalo aku sendiri sih ngeliatnya dari 2 hal, paras dan perilakunya”

Seperti petir, aku yang kurang ajar ini langsung menyambar dengan pertanyaan susulan, “Nah yg cantik parasnya dulu.. gimana tuh ciri-cirinya? Apa bener klo cantik itu harus putih, alisnya tebel, hidungnya mancung, gimana tuh ?”

Sebenarnya dia enggan menjelaskan detilnya karna sebenarnya bagi kaum adam itu privasi kali ya, tapi lagi-lagi aku memang kurang ajar telah memaksa ia menjelaskan detilnya satu per satu. Tapi.. begini ternyata

”Cowok itu beda-beda, ga melulu suka yang berkulit putih, ada kok yang emang suka yang kulit kuning langsat, sawo matang, ga harus putih yang menurut mereka cantik. Yang penting itu menarik, nah yang bisa buat menarik itu kalo dua-duanya cantik, paras maupun perilakunya. Makanya menurutku pribadi sih cewek yang cantik itu kalo punya dua-duanya itu. Fisik itu bukan faktor utama, BUKAN FAKTOR UTAMA. Bahkan adaa yang malah sukanya sama cewek yang gemuk! Ga masalah kalo fisik itu, cumaaa emang fisik, paras, itu faktor yang mendukung *ketawa* ..Karena laki-laki itu suka keindahan, seneng liat yang indah-indah………”

Yak dan disinilah yang Anda semua para akhwaaaat harus memperhatikan

Masih berlanjut penjelasan si T. “ Laki-laki itu mudah terpikat sesuatu yang indah-indah, termasuk ya misalnya paras yang cantik. Nah, misalnya kamu lagi sama pacarmu, trus tiba-tiba ada cewek cantik (yang eye catching gitu) lewat, trs dia liatin barang sekedip itu kamu jangan marah, itu otomatis, karena memang nalurinya laki-laki itu sangat senang melihat yang indah-indah”

“makanya, kalo di medsos jangan suka foto selfie, itu membuat mata orang-orang yang penyakitan makin menjadi. Misalnya nih kamu upload foto kamu, coba liat di IG kamu *buka account IG* nah yang kayak gini, keliatan aslimu, wajah maupun badan walaupun sebagian aja, itu udah bisa jadi bahan kesenangan buat laki-laki yang udah kecanduan. Aku gak enak menyebutkan istilahnya, tapi yaudalah ya ini buat pelajaran biar kamu tau juga, namanya *nani. Jadi cowok itu kalo udah kecanduan yang begitu itu susah berhentinya, pasti manfaatin segala hal yang bisa memuaskan keinginannya itu, salah satunya dari foto.. nah kalo udah kayak gitu, itu sama aja kamu diper**** dalam pikiran lho!” ~astaghfirullah

Oke teman-teman, belum berhenti sampai disini, pembahasannya masih panjang, jangan bosan dulu

Aku yang mendadak beku antara masih belum puas dengan penjelasannya, kepo, dan seketika ketakutan, sedikit marah mengetahui hal tersebut memang fakta, bukan argumen orang-orang yang memaksa membenarkan kata-katanya, ini benar-benar disampaikan secara apa adanya oleh teman kita karena tidak ada orang lain pun yang mendengarkan pembicaraan kali ini sekalipun di tempat itu sedang banyak orang, pasti. Aku masih termangu tanpa kata, T melanjutkan,

“nih.. nih.. (nunjukin foto-fotoku) jangan suka upload foto selfie, maksudnya bukan cuma selfie yang muka doang00, tapi foto yang sendirian. Kalo kamu pengin upload foto kamu, mendingan yang bareng-bareng sama yang lain. Misalnya kamu udah nikah, yaudah gapapa upload foto kamu, tapi bareng sama suami kamu, kan kalo orang penyakitan mau ngeliatin fotomu buat dijadiin sasaran dia udah ketakutan sendiri karna liat ada suami kamu di sebelahnya so dia ga jadi mainin. Atau kalo belum nikah mending foto bareng temen-temen berbanyak gitu, pokoknya jangan sendiri deh fotonya, mau full body atau muka aja atau sebagian .. nih ya, bahkan PAKE CADAR PUN GA LUPUT DARI MAINANNYA, walaupun cuma keliatan matanya aja mereka tetep bisa menikmati.”

Aku cuman komat-kamit mohon ampun kepada Yang Maha Pengampun lirih, lebih lirih dari dengusan nafas si T yang berapi-api memaparkan penjelasannya, aku suka caranya bicara, tanpa ragu, tanpa ralat, penuh keyakinan, dan aku yakin yang dia katakan itu benar. Karena ga sedikit juga yang bilang begitu, tapi aku tak begitu percaya.

Lalu aku yg sudah lemas mengetahui kenyataan itu, masih ingin meyakinkan sekali lagi, “Masa sih? Udah bercadar juga masih diguna-guna gitu? Katanya kan kalo bercadar lebih aman ga keliatan mukanya, ga memancing mata lelaki”

“Loh bener! Sekalipun bercadar! cowok itu kemampuan membayangkannya jago banget, cuman ngeliat matanya aja udah bisa pikiran yang kemana-mana. Udah bisa membayangkan wajahnya, dan semuanya.” , jawabnya spontan

Seketika aku tak bisa menahan umpatan yang keluar dari mulutku, ini jujur saja, aku ceritakan apa adanya.

“Hati-hati lho, cowok yang udah penyakitan gitu gak bisa sembuh. Jalan keluar bagi mereka ya cuma nikah buat menyalurkan keinginannya itu sampe dia puas. Kalo nggak, ya gitu terus, siapapun korbannya dia ga peduli yang penting dia bisa puasin hasratnya (yang gak kesampean) itu.”

Ya. Sudah barang tentu, gak ada wanita yang ingin diperlakukan begitu. Terkadang maksud kami mengunggah foto itu untuk menunjukkan diri kami itu yang mana orangnya gitu, ingin minimal diketahui lah kalo orang kayak kami itu beneran idup di muka bumi ini, dan ada wujudnya, ataupun hanya untuk sekedar iseng ingin memperindah feeds/timeline taaaapiiiiiiii gak sedikitpun bermaksud untuk menumbalkan diri buat jadi korban lelaki pecandu please L !!!!

Masih berlanjut, T menasihatiku

“Misalnya kamu udah nikah, trus suami kamu minta kamu buat hapus foto-foto kamu yang keliatan kamunya, mending langsung dihapus (gak perlu nanya kenapa, atau gimana-gimana) karena emang itu buat kebaikan kamu.”

Kali ini aku bisa menjawab, “sebenernya kemarin-kemarin udah dikodein sih, sama temenku (mau nyebut pacar ga enak hehe) *menunjukkan foto yang pernah dikirimin pacar owe kurang lebih isinya tentang himbauan untuk tidak upload foto selfie karna menimbulkan dosa jariyah* trus kan aku tanya ke dia perlu gak aku hapus-hapusin foto aku di medsos gitu, dia bilang terserah, tapi nanti aja pas kami udah sah ( E AAMIIN YAA ALLAH, wkwk mon-maap pemirsa) “

“Hnah! Kamu udah dibilangin gitu kok masih upload foto mu di medsos??”

“Ya kan dia bilang nanti aja kalo udah *****” (map disensor ya, owe malu)

Tapi sebenarnya bukan itu, memang dasarnya aku orang yang gak mudah dibilangin, kalau hanya sekadar himbauan, sekalipun itu ceramah, astaghfirullah, hatinya keras ya L tapi ketika udah dapet penjelasan sebab-akibat, efek, dampak, logic, dan sesuai dengan keyakinan, cepat atau lambat aku bakal ambil keputusan dengan mantap.

“Kalo udah bersuami nanti, segala apapun pintanya suami itu harus kamu turuti, misal dia pengin kamu pake baju warna pink, yaudah turutin pake baju warna pink, misal dia pengin kamu wangi, yaudah turutin. Jangan sekali-kali kamu nggak nurutin, laki-laki kalo marah tu diem, semuanya jadi serba salah kalo ada permintaannya yang ga kamu turutin, SESEPELE APAPUN ITU. Termasuk ya misalnya kayak pacarmu itu dia udh minta kamu buat hapusin foto-fotomu di medsos mendingan kamu lakuin deh.”

Sebenarnya sesaat itu aku nyolot, tau lah ya apa yang aku katakan.

Okey udah agak reda kan tegangnya?

Jadi gitu gurls dibalik perintah menutup aurat, dan tidak tabbaruj (sorry kalo salah, maksudnya itu menampakkan keindahan diri) banyak mata yang mengintai hendak memangsa kita jadi korban pencabulan onlinenya. Astaghfirullahal’adziim..

Setelah perbincangan panas itu aku jadi mikir, mikir yang bener-bener mikir, karena lagi-lagi aku bukan orang yang mudah percaya dan gak bisa dibilangin sekali dua kali. Sebelumnya udah pernah baca-baca nasihat semacam ini, ataupun dengar dari ceramah di youtube. But, again, kalau alasannya gabisa diterima keyakinanku, aku akan terus mencari tau. Memang, saya ulang, saya orang yang tidak mudah dinasihati, sebut saja keras kepala, kalau nasihatnya tidak bisa diterima akal, pikiran, dan keyakinan saya. Namun akhirnya karena aku mendengar sendiri ceritanya langsung dari yang lebih mengerti, lebih jujur, lebih apa adanya tanpa politisi, hidayah Allah jatuh lewat teman kita ini, yang sudah bersedia memaparkan dengan sangat jelas dan gamblang, tanpa mengutuk, tanpa menggurui. Memang tutor sebaya itu lebih didengar. Mari perbaiki diri terus, menerus, lagi, dan lagi.

Semoga kita semua dilindungi-Nya dari segala mara bahaya, mohon maap kalo ada hal-hal yang kurang berkenan ya .. ga ada niatan atau tujuan khusus, ga juga pengin ngubah prinsip, atau apapun, semua terserah pada kalian masing-masing. Cuma memang mengumbar diri di medsos ga cuma itu bahayanya, kalian semua juga pasti tau. Tapi alasan ini yang membuatku mantap akhirnya menenggelamkan foto-foto ku yang sekiranya dapat mengundang mata liar laki-laki.

Terima kasih yang sebesar-besarnya buat teman kita, T, yang sudah sukarela membongkar privasinya, sudah mau ku korek-korek informasi tentang pandangan lelaki terhadap wanita. Sebenarnya masih banyak ya yang belum aku sampein, tentang definisi cewek yang cantik perilakunya, tentang menjadi istri yang menyenangkan suaminya, tentang “kenapa sih banyak pelakor, artinya kan cowok itu pada gak setia?! Apa semua cowok kayak gitu?”, dll. mungkin bakal nyusul di lain kesempatan, insha Allah, doain aja urusannya lancar biar sempet nulis lagi. Kali ini segini dulu aja soalnya udh overload juga. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum ...